Mengenal Business Analyst
Digital Skills
20 menit
Level 2
20 XP
Pernah denger istilah Business Analyst atau BA, tapi masih bingung kerjaannya ngapain? Tenang, kamu nggak sendiri. Banyak orang ngira BA itu semacam analis data, padahal beda banget.
Apa Itu Business Analyst?
Pernah denger istilah Business Analyst atau BA, tapi masih bingung kerjaannya
ngapain? Tenang, kamu nggak sendiri. Banyak orang ngira BA itu semacam analis
data, padahal beda banget.
Jadi, BA itu adalah orang yang jadi jembatan antara tim bisnis dan tim
teknis (biasanya tim developer). Tugasnya bantu perusahaan memahami masalah
bisnis yang ada, terus nyariin solusi (biasanya berbasis teknologi), dan
pastiin solusi itu bisa beneran jalan sesuai kebutuhan user.
Analogi Gampangnya:
Bayangin kamu lagi bangun rumah. Tim bisnis itu kayak pemilik rumah yang
tahu rumah idamannya pengin kayak gimana. Developer itu tukang bangunannya.
Nah, BA itu si arsitek yang nerjemahin keinginan pemilik rumah ke dalam gambar
kerja yang bisa dimengerti sama tukang bangunan. Gampang kan?
Apa Aja Kerjaan BA?
- Ngobrol
sama user buat gali
kebutuhan mereka (istilah kerennya: requirements gathering).
- Dokumentasiin
hasil ngobrol itu
dalam bentuk dokumen teknis kayak BRD (Business Requirement Document).
- Diskusi
sama developer buat
ngejelasin kebutuhan user.
- Ikut testing biar fitur yang dibuat sesuai sama permintaan.
BA itu Harus Bisa Ngerti Dua Bahasa:
- Bahasa
manusia biasa (user, stakeholder)
- Bahasa teknis (developer, system analyst)
“Kamu nggak perlu jago coding, tapi kamu harus
ngerti logika sistem. Kamu nggak harus jadi CEO, tapi kamu harus ngerti pain
point-nya bisnis.”
Skill Set Seorang BA
Jadi BA itu bukan cuma jago ngomong doang ya. Banyak yang ngira kerjaan BA itu cuma tanya-tanya user dan terus lempar ke tim dev. Padahal, skill set seorang BA itu luas banget. Yuk, kita bahas satu-satu dengan gaya santai, tapi isinya tetap berbobot!
1. Communication Skills (Skill Ngomong &
Dengerin)
Ini nomor satu dan paling penting. Sebagai BA, kamu akan jadi jembatan
antara user (yang kadang suka ribet) dan tim developer (yang kadang suka
'lurus' mikirnya). Jadi kamu harus bisa:
- Menyampaikan
ide atau requirement dengan jelas.
- Mendengarkan
kebutuhan user secara aktif (bukan cuma “iya-iya” doang).
- Menyederhanakan istilah teknis ke bahasa bisnis, dan sebaliknya.
2. Analytical Thinking (Skill Ngulik & Mikir
Kritis)
BA harus bisa melihat pola dari data atau cerita user yang berantakan.
- Bisa
ngebedain antara “masalah utama” dan “masalah tambahan”.
- Ngerangkai
alur proses bisnis dari cerita yang acak-acakan.
- Ngasih
insight yang masuk akal dan bisa dieksekusi.
Tips: Coba pakai diagram alir atau mind map untuk bantu kamu memahami proses.
3. Problem Solving (Skill Cari Jalan Keluar)
Kadang user minta fitur aneh-aneh. Tapi tugas kamu bukan cuma bilang “oke”, tapi bantu cari solusi yang tepat, efisien, dan sesuai budget.
4. Dokumentasi (Skill Nulis yang Bikin Orang Nggak
Bingung)
BA itu harus bisa bikin dokumen yang jelas, singkat, tapi padat isi:
- BRD
(Business Requirement Document)
- FSD
(Functional Specification Document)
- User
Story
Tips: Gunakan bullet points, tabel, dan diagram. Jangan bikin paragraf panjang
yang malah bikin pusing.
5. Negotiation & Adaptability (Skill Nawar
& Lentur)
Nggak semua yang diminta user harus dituruti, dan nggak semua yang diminta
dev harus ditolak. Kamu harus bisa jadi penengah:
- Tahu
kapan harus fleksibel.
- Tahu
kapan harus bilang “nggak bisa” tapi dengan cara yang sopan.
6. Tech Savvy (Nggak Harus Bisa Ngoding, Tapi
Paham Teknologi)
BA yang ngerti cara kerja sistem, API, database, itu punya nilai plus. Kamu
jadi lebih nyambung pas ngobrol sama tim dev.
Tools yang Digunakan BA
Oke, sekarang kita masuk ke bagian yang nggak kalah penting: tools yang
biasa dipakai Business Analyst buat bikin kerjaan lebih gampang dan efektif.
Ingat, tools itu bukan bikin kamu jadi jagoan instan, tapi bantu banget biar
proses kerja lebih rapi dan komunikasi lebih lancar.
1. Microsoft Excel & Google Sheets
Ini sih wajib banget! Kadang BA harus ngolah data, bikin tabel, atau bikin
analisa sederhana. Excel dan Sheets itu tools paling simpel tapi powerful.
Contoh Kasus:
Misalnya kamu dapat data penjualan bulanan. Kamu bisa bikin pivot table
untuk lihat tren penjualan per produk, per wilayah, atau per bulan. Dari situ
kamu bisa kasih insight ke tim tentang produk mana yang harus didorong lebih
keras.
2. Microsoft Word & Google Docs
Nulis dokumen seperti BRD (Business Requirement Document) atau FSD
(Functional Specification Document) pasti sering banget. Word atau Docs bikin
kamu bisa kerja bareng tim dengan fitur komentar dan revisi yang mudah.
Tips:
Gunakan style heading, bullet points, dan tabel agar dokumen rapi dan mudah
dibaca.
3. Diagram Tools: Microsoft Visio, Draw.io,
Lucidchart
Kadang cuma tulisan nggak cukup, kamu perlu visualisasi. Diagram alur
proses bisnis, flowchart, atau wireframe bisa membantu semua orang lebih paham.
- Draw.io (gratis, online) cocok buat yang
pengin cepat dan mudah.
- Lucidchart juga asyik untuk kolaborasi online.
- Visio lebih powerfull dan banyak dipakai
di perusahaan besar.
Contoh Kasus:
Kamu bikin diagram proses approval cuti karyawan supaya user dan dev nggak
salah paham soal alurnya.
4. Project Management Tools: Jira, Trello, Asana
Sebagai BA kamu juga sering berkolaborasi di proyek. Tools ini membantu
ngatur task, progress, dan komunikasi tim.
- Jira biasa dipakai di proyek yang pakai
metode Agile.
- Trello dan Asana lebih sederhana dan
visual, cocok untuk tim kecil atau non-teknis.
5. Communication Tools: Slack, Microsoft Teams,
Zoom
Komunikasi itu kunci. Kadang kamu harus diskusi cepat, meeting online, atau
share file. Tools ini bikin semuanya lancar.
6. User Story & Requirement Management Tools:
Confluence, Miro
Kalau proyek besar, kamu butuh tempat khusus buat nyimpen semua user story,
requirement, dan hasil workshop.
- Confluence jadi favorit banyak BA karena
integrasi dengan Jira.
- Miro bisa buat workshop remote,
brainstorming, dan mind mapping interaktif.
Tips Memilih Tools:
- Sesuaikan
dengan kebutuhan proyek dan tim.
- Jangan
paksakan tools mahal kalau tim kecil dan sederhana.
- Pilih
yang mudah dipakai supaya nggak buang waktu belajar yang nggak perlu.